Selasa, 23 April 2013

PERMI



Persatuan Muslim Indonesia, atau disingkat Permi, merupakan partai politik beraliran nasionalisme-islam yang didirikan di Padang Panjang pada tahun 1930. Pendahulu Permi adalah persatuan sumatera thawalib yang berdiri pada tahun 1928. Pada kongresnya yang ketiga di Padang Panjang, Persatuan Sumatra Thawalib berubah menjadi partai politik. Permi menentang kebijakan kolonial karena memandang bahwa kebijakan kolonial tersebut bertentangan dengan semangat Islam dan kebangsaan. Pola gerakan dilakukan dengan cara melakukan propaganda hingga rapat umum.

PERMI mempunyai daya tarik yang tinggi bagi orang-orang minang muda, hal ini disebabkan oleh penggabungan islam dan kebangsaan (nasionalisme). Pada bulan agustus 1933 PERMI memiliki anggota kurang lebih 10.000 anggota. Empat puluh persen diantaranya adalah perempuan. Tokoh perempuan yang terkenal di PERMI adalah Rasuna Said yang sekolah di dinyah padang panjang. Di kalangan PERMI dia diberikan julukan singa minangkabau.                                                                   
 
Rasuna Said



















Ketika muchtar lutfi dan iljas jacub kembali ke minangkabau dari menuntut ilmu ke kairo mereka turut serta di dalam organisasi PERMI ini, bahkan memegang tampuk kekuasaan. Sejak awal berdirinya PERMI, organisasi telah di curigai oleh pihak belanda. Hal ini disebabkan oleh para juru bicara PERMI yang berpidato secara terang-terangan untuk melawan belanda.  pada tahun 1932 pergerakan pemimpin-pemimpin PERMI di batasi oleh pihak belanda, dan pada bulan desember 1932 Rasuna Said ditangkap karena orasinya yang lantang terang-terangan menentang kebijakan kolonial belanda
Pada tahun berikutnya yaitu juli 1933, Muchtar lutfi juga ikut ditangkap. Beberapa pimpinan PERMI dikenakan larangan berpergian.Kemudian partai ini dilarang untuk berkumpul. Anggota PERMI berusaha untuk mengakali dengan menerbitkan kursus-kursus tertulis. Kursus ini di tulis oleh iljas jacub dan diterbitkan oleh djalaluddi thaib. Namun pada bulan september mereka juga berhasil ditangkap oleh belanda.
Muchtar Lutfi, Iljas Jacub, Djalaluddin Thaib diasingkan ke boven digel pada tahun 1934. Penangkapan dan larangan tersebut otomatis melumpuhkan kegiatan PERMI. Muhammad Sjafei membubarkan PERMI pada 18 oktober 1937