Minggu, 04 November 2012

Teknik evaluasi hasil belajar dan cirri-ciri hasil belajar Agar tujuan evaluasi dapat terwujud sesuai dengan prinsip yang mendasari serta syarat-syarat yang diperlukan, pelaksanaanya perlu menyusaikan langkah dengan menggunakan teknik yang cocok menurut jenis yang diperlukannya. A. Jenis-jenis penilaian dan penggunannya 1. Fungsi penilaian a. Penilaian formatif Penilaian ini lebih diarahkan kepada pertanyaan, samapai dimanakah guru telah berhasil menyampaikan bahan pelajaran kepada siswanya. Hal ini akan digunakan oleh guru untuk memperbaiki proses belajar mengajar. b. Penilaian sumatif Penilaian ini langsung diarahkan kepada keberhasilan siswa mempelajari suatu program pengajaran. Apabila formatif diarahkan kepada proses belajar-mengajar, sumatif diarahkan kepada hasil belajar itu sendiri. c. Penilaian penempatan Yang dimaksud ialah usaha penilaian untuk memahami kemampuan setiap siswa, sehingga dengan pengetahuan itu guru dapat menempatkan setiap siswa dalam situasi tepat baginya. Penempatan yang dimaksud dapat berupa penempatan dalam kelompok, penempatan dalam kelas dan lain sebagainya. d. Penilaian diagnostik Ialah usaha penilaian untuk menulusuri kelemahan-kelemahan khusus yang dimiliki siswa yang tidak berhasil dalam belajar, juga faktro-faktro yang menguntungkan pada siswa tersebut, untuk dapat digunakan dalam menolong mengatasi kelemahan siswa tersebut. 2. Cara penilaian Dalam bagian ini dibahas dua cara penilaian yaitu penialain kualitatif dan penialain kuantitatif. Penialaian kualitatif pada umum nya lebih subyektif dari pada penilaian kuantitatif. Penilaian kuantitatif biasanya dinyatakan dengan angka, sedangkan penilaian kualitatif dinyatakan dengan ungkapan seperti “baik”,”memuaskan”,”kurang memadai”,”kurang sempurna”, dan sebagainya. 3. Teknik penilaian a. teknik tes Tes dapat dibedakan menurut materi yang akan dinilai, bentuknya, caranya membuat. Menurut materi yang dinilai dibedakan tes hasil belajar, tes kecerdasan, tes bakat khusus, tes minat, dan tes kepribadian. Menurut bentuknyadibedakan tes uraian dan tes obyektif.menurt caranya membuat dibedakan tes buatan guru dan tes baku. b. Teknik non tes Teknik non tes ini dapat dilakukan melalui pengamatan, wawancara, angket, hasil karya/laporan, karangan dan skala sikap. B. Tes hasil belajar 1. Jenis tes a. Menurut cara pelaksanaanya 1. Tes kata-kata meliputi tes tertulis dan tes lisan 2. Tes perbuatan yaitu tes yang dilakukan dengan jawabannya merupakan perbuatan dari siswa yang sedang dinilai. b. Menurut isi dan tujuan 1. Tes hasil belajar yaitu tes yang menilai sampai dimana hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah mereka menjalani perbuatan belajar dalam waktu tertentu. 2. Tes diagnostik ialah tes untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan siswa dalam pelajaran tertentu yang hasilnya digunakan untuk membantu siswa tersebut dalam mengatasi kesulitannya dalam pelajaran tersebut 3. Tes psikologis ialah tes yang digunakan untuk mengetahui kemampuan psikologis siswa, terutama cirri-ciri kepribadian yang dapat digunakan untuk membantu apabila dia mengetahui kesulitan yang berhubungan dengan cirri-ciri tersebut. c. Menurut pembuatannya 1). Tes buatan guru yaitu tes yang dibuat oleh guru untuk keperluan peilaian guru tersebut terhadap siswanya. Tes ini terutama tes hasil belajar dan biasanya berlaku untuk satu sekolah, bahkan kadang-kadang hanya untuk satu kelas saja. 2). Tes baku merupakan tes yang digunakan untuk standarisasi, seperti nilai standar dari suatu daerah ataupun nilai standar yang digunakan oelh suatu lembaga pendidikan 2. Tes tertulis a. Tes essay Tes jenis ini biasnya berupa soal-soal yang masing-masing mengandung permasalahan dan menuntut penguraian sebagai jawabnnya. Tes essay dibedakan menjadi dua, yaitu tes essay jawaban singkat dan tes essay jawaban panjang/luas. Kebaikan-kebaikan tes essay  Dapat mengukur proses mental yang tinggi, yaitu pengertian dan penerapan, mengorganisasikan bahan dan pikiran serta membandingkan.  Dapat mengukur kesanggupan siswa untuk menjawab pertanyaan dengan kata-kata sendiri  Dapat mendorong siswa untuk mempelajari bagaimana menyusun dan menyatakan pengertian mereka secara aktif dengan gaya bahasa dan caranya sendiri.  Mendorong siswa untuk berani mengeluarkan pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus  Dapat mengetahui sejauh mana siswa mendalami suatu masalah yang diteskan  Sedikit sekali member kesempatan kepada siswa untuk menerka jawaban ataupun untuk menyontek  Hanya memerlukan sedikit waktu untuk menulis soal  Member kemungkina kepada guru untuk langsung menialai proses berpikir masing-masing siswa  Mudah disiapkan dan disusun Kelemahan tes essay  Pengaruh subyektif cenderung berperan dalam pemberian angka  Biasanya soanya sedikit sehingga kurang bias mencakup seluruh bahan  Waktu memeriksa lama  Pertanyaan sering bersifat kabur, sukar dipastikan aspek mana yang diperlukan. b. Tes obyektif Dalam tes obyektif siswa dituntut untuk memilih berapa kemungkinan jawaban yang telah tersedia dan member jawaban singkat atau mengisi titik ditempat yang tersedia. Tes obyektif terdiri dari empat jenis yaitu tes benar salah, tes pilihan berganda, tes menjodohkan, tes isian ata melengkapi. Kelebihan tes obyektif  Mempunyai validitas yang tinggi  Memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi yang susah dicapai tes essay  Dapat meliputi aspek-aspek pelajaran dan kecakapan yang cukup lengkap  Petunjuknya mudah dimengerti dan pengerjaannya lebih mudah  Scoring lebih mudah dan lebih cepat  Item-item tes obyektif dapat dianalisa dengan item analisis untuk meningkatkan mutu tes yang akan dating  Tes obyektif dapat digunakan lagi berulang-ulang kali selama masih valid dan tidak bocor Kekurangan tes obyektif  Cara membuatnya memerlukan waktu, tenaga, pikiran dan ketekunan yang banyak  Tidak semua aspek pribadi anak dapat diukur dengan tes ini  Jawaban anak belum tentu menunjukkan hasil yang sebenarnya  Kurang ekonomis 3. Tes lisan (oral tes) Didalam tes lisan guru mengajukan pertanyaan lisan dan siswa memberikan jawaban lisan pula Kebaikan tes lisan  Ada beberapa tujuan pengajaran yang tidak bisa dicapai melalui tes tertulis bias dicapai dengan tes lisan  Tes lisan berguna dalam tes individual Kelemahan tes lisan  Memakan banyak waktu  Kalau tes ini dilakukan untuk satu kelas maka tidak mungkin seorang siswa akan memeroleh pertanyaan yang sama  Bagi siswa yang mengalami kesulitan membaca dan menulis, tes lisan dapat digunakan  Tiap siswa hanya mendapat beberapa pertanyaan dan jawaban mereka akan dinilai secara subyektif C. Langkah-langkah evaluasi hasil belajar Agar evaluasi dapat dilaksanakan tepat pada waktu yang diharapakan dan hasilnya tepat guna dan tepat arah, perlu mengikuti langkah-langkah berikut: 1. Mendalami pedoman penialaian dari kurikulum 2. Persiapan penyusunan alat evaluasi a. Inventarisasi tujuan pengajaran (dari promes) yang dijabarkan dalam seperangkat tujuan instruksional untuk setiap pelajaran b. Membuat bagan perincian c. Menulis soal d. Menyiapkan kunci jawaban e. Pengggandaan tes 3. Pelaksanaan tes 4. Pemeriksaan/ analisis hasil tes a. Memberikan skor/angka b. Mengidentifikasi taraf serap siswa c. Menyusun profil kelas - Setiap mata pelajaran - Seluruh mata pelajaran d. Menentukan pokok bahsan yang belum dikuasai murid 5. Menentukan murid yang a. Kurang-memerlukan perbaikan b. Istimewa/baik-memerlukan pengayaan 6. Menyusun program a. Perbaikan b. pengayaan 7. Melaksanakan program pengayaan/perbaikan 8. Laporan hasil evaluasi D. Ciri-ciri evaluasi hasil belajar Sebagai komponen dalam pembelajaran, evaluasi mempunyai ciri-ciri tertentu. Adapun ciri-ciri tersebut antara lain: 1. dilakukan secara tidak langsung. Maksudnya, dalam evaluasi yang diukur kemudian dinilai bukanlah kepandaian atau kebodohan anak, akan tetapi tanda-tanda kepandaian atau kebodohannya. 2. penggunaan ukuran kuantitatif (menggunakan simbol bilangan sebagai hasil pertama pengukuran). 3. menggunakan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap. Seperti sangat memuskan, memuaskan, kurang memuaskan, tidak memuaskan dan lain-lain. 4. bersifat relatif. Nilai seorang siswa tidak selalu tetap dari waktu ke waktu. Artinya, sangat mungkin seorang anak nilainya berubah-ubah. 5. dalam melakukan penilaian sering terjadi kesalahan-kesalahan.Sedangkan sumber-sumber kesalahan terletak pada: a. alat ukur (soal tes). b. penilai (guru). Dalam hal ini guru 1) bertindak subjektif. Misalnya risau ketika mengoreksi, tulisan yang dihadapi jelek dan lain-lain. 2) cenderung (ke)murah(an) atau (ke)mahal(an) dalam memberi nilai. Misalnya untuk jawaban yang salah skornya -2 3) adanya kesan penilai terhadap siswa, baik dari guru lain atau diperolehnya sendiri ketika mengajar mapel lain. 4) adanya pengaruh dari hasil yang diperoleh terdahulu. 5) kesalahan dalam menjumlah skor c. yang dinilai (murid) 1) siswa sedang resah ketika sedang dinilai (mengerjakan soal). 2) siswa sedang sakit fisik ketika sedang dinilai. 3) ada gangguan terhadap kelancaran mengerjakan soal. d. situasi di mana penilaian berlangsung 1) adanya kegaduhan (di dalam maupun di luar ruang) yang mengganggu konsentrasi. 2) pengawasan dalam penilaian. Sumber: - Evaluasi pendidikan disusun oleh Drs. Slameto, penerbit bumi aksara - http://semuailmiah.blogspot.com/2011/02/bab-i-pengertian-tujuan-fungsi-dan-ciri.html